Kamis, 21 Januari 2010

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Usia Lanjut adalah usia yang sangat rentan terhadap berbagai penyakit, terutama sekali penyakit yang berhubungan dengan pernapasan. Pada umumnya yang mendasari penyakit disaat lanjut usia adalah akibat dari sisa penyakit yang pernah diderita diusia muda, penyakit karena akibat kebiasaan dimasa lalu (seperti: merokok, minum alkohol dan sebagainya) dan juga penyakit tertentu yang mudah sekali menyerang saat usia lanjut. Adalah 2 hal yang sering menyebabkan gangguan pernapasan pada usia lanjut yaitu penyakit jantung dan penyakit paru.
I. Penyakit Jantung di Usia Lanjut
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbesar di seluruh dunia terutama pada usia diatas 65 tahun dan kebanyakan terjadi di negara-negara berkembang. Sebagai dampak dari meningkatnya taraf hidup serta pesatnya perkembangan teknologi kedokteran adalah menurunnya angka kematian karena penyakit infeksi. Akibat dari menurunnya angka kematian tersebut, maka populasi golongan usia lanjut menjadi meningkat, dengan demikian akan terjadi peningkatan pula pada penderita penyakit jantung. Pada golongan lanjut usia penyakit jantung memang merupakan salah satu penyakit yang banyak sekali ditemui, dan bisa jadi yang terbanyak diderita.
A. Perubahan bentuk pada jantung.
Penambahan usia tidak akan menyebabkan otot jantung mengecil (atrofi) seperti halnya organ tubuh yang lain, akan tetapi justru terjadi peningkatan ukuran jaringan otot jantung (hipertrofi). Pada batasan usia antara 30 - 90 tahun masa jantung bertambah sekitar 1 gram/tahun pada laki-laki dan 1,5 gram/tahun pada wanita. Perubahan bentuk yang terjadi pada jantung dengan bertambahnya usia adalah :
a. Elastisitas dinding aorta (pembuluh arteri besar) akan mengalami penurunan, karena perubahan yang progresif pada fungsi jaringan elastik aorta.
b. Perubahan pada daun dan cincin katup aorta, seperti : berkurangnya jumlah inti sel jaringan ikat stroma katup, penumpukan lemak, degenerasi kolagen dan kalsifikasi jaringan fibrosa katup tersebut.
c. Bertambahnya ukuran katup jantung.
d. Bertambahnya lingkaran katup aorta.
e. Penebalan katup mitral dan aorta yang disebabkan degenerasi jaringan kolagen.
B. Perubahan fungsi pada jantung.
Dengan bertambahnya usia akan berpengaruh terhadap fungsi dari jantung, pada usia lanjut akan terjadi perubahan-perubahan fungsi pada jantung seperti :
a. Pengatur irama denyut jantung oleh simpul SA tidak teratur.
b. Denyut jantung maksimum pada latihan (exercise) menurun.
c. Isi 1 menit jantung (cardiac output) menurun rata-rata 1 % pertahun setelah usia pertengahan.
d. Daya cadang jantung menurun.
e. Fungsi sistolik berkurang.
C. Gejala dan tanda penyakit jantung di usia lanjut.
Nyeri pada daerah prekordial dan sesak napas seringkali dirasakan pada penderita penyakit jantung di usia lanjut. Rasa cepat lelah yang berlebihan seringkali ditemukan sebagai dampak dari sesak napas yang biasanya terjadi di tengah malam. Gejala lainnya adalah kebingungan, muntah-muntah dan nyeri pada perut karena pengaruh dari bendungan hepar atau keluhan insomnia.
Bising sistolik banyak dijumpai pada penderita lanjut usia, sekitar 60% dari jumlah penderita. Dalam penemuan lain juga dilaporkan bahwa bising sistolik tanpa keluhan ditemukan pada 26% penderita yang berusia 65 tahun keatas.
Pada jantung dapat dijumpai kekakuan pada arteria koroner, cincin katup mitral, katup aorta, miokardium dan perikardium. Kelainan-kelainan tersebut selalu merupakan keadaan yang abnormal.
D. Jenis Penyakit Jantung pada usia lanjut.
Penyakit jantung yang dijumpai pada orang-orang lanjut usia ada beberapa macam, yaitu :
1. Penyakit Jantung Koroner.
Akibat yang besar dari penyakit jantung koroner adalah kehilangan oksigen dan makanan ke jantung karena aliran darah ke jantung melalui arteri koroner berkurang. Penyakit jantung koroner lebih banyak menyerang pria daripada wanita, orang kulit putih dan separoh baya sampai dengan lanjut usia.
Penyebab dari penyakit jantung koroner ini adalah aterosklerosis, pada aterosklerosis terjadi plak lemak dan jaringan serat sehingga menyempitkan bagian dalam arteri jantung. Penyebab lainnya adalah faktor keturunan, hipertensi, kegemukan, merokok, diabetes, stress, kurang olahraga dan kolesterol tinggi.
Gejala yang muncul pada penyakit jantung koroner ini adalah angina, yaitu ketidakcukupan aliran oksigen ke jantung. Perasaan sakit angina terjadi seperti: terbakar, tertekan, dan tekanan berat di dada kiri yang dapat meluas ke lengan kiri, leher, dagu dan bahu. Tanda yang khas saat penyerangan adalah timbulnya rasa mual, muntah, pusing, keringat dingin dan tungkai serta lengan menjadi dingin.
Mencegah adalah cara paling efektif dan sangat diperlukan sekali untuk menghindari penyakit jantung koroner, seperti: diet dengan mengurangi kalori, mengurangi konsumsi garam, lemak, kolesterol, sering berolahraga, dan kurangi merokok. Pencegahan lainnya adalah dengan kontrol tekanan darah, menurunkan trigliserida darah dan makan 2,5 gram aspirin setiap hari (untuk mencegah pembekuan darah).
b. Serangan Jantung.
Serangan jantung terjadi apabila salah satu arteri jantung tidak sanggup lagi mensuplai darah ke bagian otot jantung yang dialirinya. Apabila terjadi keterlambatan dalam pengobatan akan mengakibatkan kematian. Hampir separoh dari kematian mendadak karena serangan jantung terjadi sebelum pasein tiba di rumah sakit.
Penyebab dari serangan jantung ini adalah karena pembentukan arterisklerosis (pengerasan arteri jantung) yang berakibat pada penurunan aliran darah. Faktor resikonya meliputi: faktor keturunan, tekanan darah tinggi, merokok, kolesterol tinggi, diabetes, kegemukan, kurang olahraga, pemakaian obat-obatan (terutama kokain), umur dan stres.
Gejala utama serangan jantung ini adalah rasa sakit seperti menusuk-nusuk dan bersifat persisten pada dada kiri, menyebar ke lengan, rahang, leher, dan bahu sampai 12 jam lamanya atau bahkan lebih. Tanda lain adalah perasaan seperti bingung (bodoh), lelah, mual, muntah, sesak napas, dingin di lengan dan tungkai, keringat dingin, cemas dan gelisah.
c. Penyakit jantung hipertensi.
Kebanyakan dengan bertambahnya usia seseorang, maka tensi atau tekanan darahnya akan mengalami kenaikan. Berbagai penelitian telah dilakukan dan disimpulkan bahwa di Indonesia rata-rata hipertensi (kanaikan tekanan darah) berkisar 5 - 10% dan menjadi lebih dari 20% jika sudah memasuki usia 50 tahun keatas. Hipertensi sistolik pada mulanya dianggap suatu gangguan kecil, akan tetapi sekarang ini telah diakui sebagai pemegang peranan yang besar sebagai faktor resiko serangan jantung.
Pada usia lanjut tekanan darah cenderung mengalami labilitas dan mudah mengalami hipotensi (tekanan darah rendah). Untuk itu dianjurkan selalu mengukur tekanan darah pada waktu periksa maupun saat kontrol pengobatan. Apabila tidak dilakukan kontrol rutin terhadap tekanan darah, akan memperbesar terjadinya penyakit jantung hipertensi.
d. Penyakit Gagal Jantung.
Gagal jantung adalah ketidaksanggupan jantung memompa darah untuk kebutuhan tubuh. Kegagalan ini biasanya terjadi pada bilik kiri yang merupakan ruangan jantung yang bekerja paling besar. Akan tetapi kadang juga terjadi pada bilik kanan atau bahkan keduanya mengalami kegagalan dalam waktu yang bersamaan.
Penyebab dari timbulnya gagal jantung adalah:
i. Otot jantung abnormal, sehingga terjadi serangan jantung.
ii. Aliran darah terlalu sedikit yang mengalir ke jantung karena terjadinya pengerasan pembuluh darah.
iii. Gangguan mekanisme yang mengurangi pengisian darah didalam ventrikel (bilik).
iv. Kerusakan aliran darah yang mengganggu daya pompa jantung.
Gejala gagal jantung kiri mengakibatkan pernapasan memendek, kesulitan bernapas kecuali bila berdiri tegak lurus, bersin, batuk, kekurangan oksigen dibadan, kulit pucat atau kebiru-biruan, ritme jantung ireguler dan tekanan darah meningkat.
Gejala gagal jantung kanan mengakibatkan kaki bengkak, hati dan limpa membesar, pembekakan vena di leher, pembentukan cairan di lambung, perut busung, penurunan berat badan, ritme jantung ireguler, mual, muntah, nafsu makan berkurang, kelelahan, gelisah, dan bisa pingsan.
Untuk mencegah terjadinya gagal jantung, penderita dianjurkan: menghindari makanan yang mengandung garam, dan banyak memakan makanan yang mengandung kalium (pisang, aprikot dan jus jeruk).

Hipertensi Penyebab Terbesar Penyakit Jantung

Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan penyebab terbesar dari penyakit jantung. ''Bahkan, 75% penderita hipertensi akan berujung pada penyakit jantung dan baru tersadari pada lanjut usia, ketika jantung telah 'lelah' bekerja untuk memompa darah dengan tekanan yang berat,'' ujar dr Hisyam Attamimi, ahli jantung dan pembuluh darah pada RSU Kraton, Pekalongan, pada talk show Hidup Sehat ala Eksekutif yang diselenggarakan Laboratorium Klinik Cito di Hotel Istana, Sabtu lalu.

Kabag Pemasaran Laboratorium Klinik Cito Pusat Semarang, Dra Dyah Puspitawati menjelaskan, banyak eksekutif yang mengejar prestasi, tapi tak sedikit yang melupakan kesehatannya. Akibatnya, meski belum lama menduduki jabatan eksekutif, perutnya sudah membuncit. Mendadak terserang hipertensi dan penyakit lain yang tak disadari semasa sehat. Karena itu, Cito berkepentingan untuk memikirkan kesehatan masyarakat secara luas. Hadir sebagai konsultan Cito, Dr P Kusnanto Sp PD.

Menurut dr Hisyam Attamimi, diabetes mellitus/kencing manis, merusak hampir seluruh pembuluh darah tubuh, termasuk pembuluh darah koroner jantung dan merusak otot pompa jantung serta organ tubuh lainnya. ''Efek gangguan dari penyakit kencing manis ini dapat lebih mudah dimengerti dengan menggambarkan penyakit ini dengan simbol penyakit gula yaitu 'rayap','' ungkapnya.

Selain itu, kata Hisyam, perokok secara statistik 90% penderita jantung koroner, yaitu perokok berat. Diduga rokok merusak pembuluh darah yang ada dan akhirnya menyebabkan penyakit jantung. ''Perlu juga diketahui, rokok pun penyebab kanker paru terbesar pada pria,'' tambahnya.

Risiko ke Empat

Di bagian lain, menjawab pertanyaan peserta yang kebanyakan para eksekutif muda itu, dr Hisyam Attamimi menjelaskan, gangguan lemak atau hipercholesterol merupakan faktor risiko ke empat penyakit jantung. Hal ini disebabkan oleh makan yang berlebihan, dengan komposisi lemak yang tidak berimbang. ''Kelebihan kolesterol ini akan menyebabkan timbunan lemak pada pembuluh darah sehingga akan mengganggu jantung,'' paparnya.

Dr Hisyam mengatakan, pengobatan hipertensi yang mengarah ke penyakit jantung tergantung pada penyebab yang disebut tadi dan juga obat-obat yang membantu kerja jantung. Makan makanan yang rendah kadar garamnya, hidup santai dan cukup olahraga. Untuk diabetes, diet pantang gula dan makan dalam porsi cukup serta stop merokok, pantang makanan berlemak, periksa tekanan darah, kolesterol, HDL, LDL, trigliserida, serta gula darah secara teratur.(E1-34i )

Sumber: http://www.suaramerdeka.com/harian/0309/08/dar3.htm